tag:blogger.com,1999:blog-56331568483917266602024-03-12T18:09:44.741-07:00KaligrafiUnknownnoreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-5633156848391726660.post-76278982796589281952011-03-15T06:40:00.000-07:002014-11-25T15:14:51.150-08:00Seni Lukis (1)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Sejak kita kecil kita sering kali
diajarkan oleh orang tua kita melukis, diatas kertas gambar dengan
menggunakan pinsil warna, kegiatan lomba mewarnai dan menggambar sering
kali diadakan oleh lembaga-lembaga tertentu untuk sebagai bagian dari
promo perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Seni lukis</b> meupakan cabang dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa" title="Seni rupa">seni rupa</a>. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Menggambar" title="Menggambar">menggambar</a>.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Melukis</b> adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lukisan" title="Lukisan">lukisan</a> bisa berbentuk apa saja, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanvas" title="Kanvas">kanvas</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas" title="Kertas">kertas</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Papan&action=edit&redlink=1" title="Papan (halaman belum tersedia)">papan</a>, dan bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Film" title="Film">film</a> di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi" title="Fotografi">fotografi</a> bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imaji" title="Imaji">imaji</a> tertentu kepada media yang digunakan.(sumber : Wikipedia)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah" title="Sejarah">historis</a>, seni lukis sangat terkait dengan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gambar" title="Gambar">gambar</a>. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a> telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gua" title="Gua">gua</a>
untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan
atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana
seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arang" title="Arang">arang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kapur" title="Kapur">kapur</a>, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tangan" title="Tangan">tangan</a> di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daun" title="Daun">dedaunan</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batu" title="Batu">batu</a> mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Warna" title="Warna">berwana-warni</a>
di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini.
Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk
berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_patung" title="Seni patung">seni patung</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_keramik" title="Seni keramik">seni keramik</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinding" title="Dinding">dinding</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lantai&action=edit&redlink=1" title="Lantai (halaman belum tersedia)">lantai</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas" title="Kertas">kertas</a>, atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kanvas" title="Kanvas">kanvas</a>. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dwi-matra&action=edit&redlink=1" title="Dwi-matra (halaman belum tersedia)">dwi-matra</a> (dua dimensi, dimensi datar).</div>
<div style="text-align: justify;">
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Binatang" title="Binatang">binatang</a>, dan objek-objek alam lain seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon" title="Pohon">pohon</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukit" title="Bukit">bukit</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung" title="Gunung">gunung</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai" title="Sungai">sungai</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laut" title="Laut">laut</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bentuk" title="Bentuk">Bentuk</a> dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Citra" title="Citra">citra</a> dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banteng" title="Banteng">banteng</a> dibuat dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Proporsi" title="Proporsi">proporsi</a> tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanduk" title="Tanduk">tanduk</a>
asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang
menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng.
Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda
tergantung dari pemahaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya" title="Budaya">budaya</a> masyarakat di daerahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu" title="Waktu">waktu</a> untuk menggambar daripada mencari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan" title="Makanan">makanan</a>.
Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan
susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih
menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam
cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu
sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seniman" title="Seniman">seniman</a>-seniman yang pertama di muka <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi" title="Bumi">bumi</a> dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni" title="Seni">seni</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seni lukis modern <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> dimulai dengan masuknya penjajahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> di Indonesia. Kecenderungan seni rupa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat" title="Eropa Barat">Eropa Barat</a> pada zaman itu ke aliran <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Romantisme&action=edit&redlink=1" title="Romantisme (halaman belum tersedia)">romantisme</a> membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raden_Saleh_Syarif_Bustaman&action=edit&redlink=1" title="Raden Saleh Syarif Bustaman (halaman belum tersedia)">Raden Saleh Syarif Bustaman</a> adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari <i>melukis gaya Eropa</i>
yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan
belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis
Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera
Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama
seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak
melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak
pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke
arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam
Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap
menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme
yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan
kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke
bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan
ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih
membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu,
sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai
penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia
sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih
terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran
keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang
membuahkan seni alternatif atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer" title="Seni kontemporer">seni kontemporer</a>,
dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan
“Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan
tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif
semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis
konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan
lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan
bisnis alternatif investasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pelukis-pelukis terkenal di Indonesia :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="" class="thumbimage" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/6/6d/Basuki_abdullah_self.jpg" height="200" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="129" /><img alt="" class="thumbimage" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/3/3b/Basuki_abdullah_kakakdanadik.gif/220px-Basuki_abdullah_kakakdanadik.gif" height="200" width="161" /><img alt="" class="thumbimage" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/3/35/Basuki_abdullah_balinesebeauty.jpg/220px-Basuki_abdullah_balinesebeauty.jpg" height="200" width="178" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Basuki Abdullah : Lukisan "Balinese Beauty" karya Basuki Abdullah yang terjual di tempat pelelangan Christie's di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Singapura">Singapura</a> pada tahun 1996. Lukisan "Balinese Beauty" karya Basuki Abdullah yang terjual di tempat pelelangan Christie's di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Singapura">Singapura</a> pada tahun 1996.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Carl Johann Baehr - Porträt des Raden Saleh Syarif Bustaman.jpg" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3a/Carl_Johann_Baehr_-_Portr%C3%A4t_des_Raden_Saleh_Syarif_Bustaman.jpg/200px-Carl_Johann_Baehr_-_Portr%C3%A4t_des_Raden_Saleh_Syarif_Bustaman.jpg" height="200" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="149" /><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Raden_Saleh_-_hunt.jpg/120px-Raden_Saleh_-_hunt.jpg" height="192" width="320" /><img alt="" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/59/Raden_Saleh_-_Javanese_Landscape%2C_with_Tigers_Listening_to_the_Sound_of_a_Travelling_Group.jpg/120px-Raden_Saleh_-_Javanese_Landscape%2C_with_Tigers_Listening_to_the_Sound_of_a_Travelling_Group.jpg" height="213" width="320" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Raden Saleh : <i>Perburuan Rusa</i>, 1846, Mesdag Museum, The Hague; <i>Pemandangan Jawa, dengan Harimau yang Mendengarkan Suara Pengembara</i>, 1849</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
banyak berbagai aliran seni lukis di dunia, dari kaca mata awan sering kali kita melihat lukisan itu tidak indah, tetapi harganya mahal. kenapa..? karena kita belum mengerti nilai dari seninya itu sendiri</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baru dua tokoh Pelukis yang sudah saya uraikan, nanti kita biografi masing-masing pelukis di Indonesia</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Yuk kita belajar melukis agar kita bisa lebih bijaksana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>(sumber : dari berbagai sumber)</i> </div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5633156848391726660.post-79978646810035973212011-01-14T21:30:00.000-08:002014-01-14T22:18:49.492-08:00Mengenal Seni Kaligrafi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;">Jakarta, Sore hari yang cerah melintasi Jalan Mampang menuju Warung Buncit, wow lukisan dan seni kaligrafi banyak dijual disana, terlihat dari jauh begitu indah, saya berpikir seandainya rumah baru yang baru saya beli itu saya tambahkan dengan hiasan kaligrafi tentu akan nampak semakin indah, banyak jenis kaligrafi yang pernah saya lihat, ada kaligrafi yang bahan dasarnya adalah dari kayu kaligrafi dengan menggunakan seni pahat, ada kaligrafi yang terbuat dengan bahan dasarnya adalah kain kanvas, di lukis dengan menggunakan cat minyak, juga dengan menggunakan media lilin yang kemudian ditambahkan warna keemasan dengan media masprada, juga ada kaligrafi terbuat dengan bahan dasar adalaj kulit, ada juga berbahan dasar kuningan, fiber glass dan banyak lagi jenisnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><br /></span></div>
<span style="color: blue;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEshd75xiUyOCHCBkgcz-8Ri3K2LeQ1yjK_-kF-43OHHHgk-O4Stv-52NNpiW-S-McdFkH6s909KO4OimLzFphvHmt7KhArPUbJCJlqElHgEG-BeFN4caB1GCIXhQcnxRk3gQov0Ek4fE/s1600/IMG_3062.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEshd75xiUyOCHCBkgcz-8Ri3K2LeQ1yjK_-kF-43OHHHgk-O4Stv-52NNpiW-S-McdFkH6s909KO4OimLzFphvHmt7KhArPUbJCJlqElHgEG-BeFN4caB1GCIXhQcnxRk3gQov0Ek4fE/s200/IMG_3062.JPG" width="199" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Berbahan Dasa Fiber Glass</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: blue;"><br /></span>
<span style="color: blue;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;">Kita pernah dengar syekh Puji, dia adalah seorang pengusaha kaligrafi yang berbahan dasar kuningan, bahkan produksi kaligrafinya telah menjangkau mancanegara, jadilah seorang pengusaha sukses kaligrafi kuningan, sahabat ingin tahun salah satu contohnya :</span></div>
<span style="color: blue;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivSxWZcGUBy1nWJG5ryUwxCQHU6SbW6vBL4BNQV8SYTBNW5N9wLdszV8BRWeHPOW69EE1hplat4vlJE9ZVdNYD78EgqBC7r9ReMqmvo9CT_aPncUxqrkPw-T4ABjUhMsHrZnz1u1F9W41H/s1600/Asma%2527ul.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" class="irc_mut" height="79" id="irc_mi" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivSxWZcGUBy1nWJG5ryUwxCQHU6SbW6vBL4BNQV8SYTBNW5N9wLdszV8BRWeHPOW69EE1hplat4vlJE9ZVdNYD78EgqBC7r9ReMqmvo9CT_aPncUxqrkPw-T4ABjUhMsHrZnz1u1F9W41H/s200/Asma%2527ul.jpg" style="margin-top: 45px;" width="200" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Berbahan Dasar Kuningan</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><a href="http://im5.tokobagus.biz/l/34/55/34581555_1962127_52a5aa4f9290a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" class="irc_mut" height="150" id="irc_mi" src="http://im5.tokobagus.biz/l/34/55/34581555_1962127_52a5aa4f9290a.jpg" style="margin-top: 0px;" width="200" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Berbahan Dasar Kanvas</span></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><br /></span></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><br /></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: blue;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSsYcXsk_gz6Xn7ojCl8HN4gzq1SL6UM38sOGEeAgexiEhxhwP2" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" class="irc_mut" height="123" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSsYcXsk_gz6Xn7ojCl8HN4gzq1SL6UM38sOGEeAgexiEhxhwP2" style="margin-top: 0px;" width="200" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Berbahan Dasar Kayu</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: blue;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkGgj5L30Q_cLdPFpD7xr5i08djZSQ43yfeTpN9xNySdWFY8waOoti4l-nvZnAWQPXeIvzHzRj30ZvVTzRuPZXtgXNvWPJLa-n8dcc7eylTlWi5A9iRy-P1qOjKpBBOtEzSsD4-0kWytM/s1600/12ok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" class="irc_mut" height="130" id="irc_mi" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkGgj5L30Q_cLdPFpD7xr5i08djZSQ43yfeTpN9xNySdWFY8waOoti4l-nvZnAWQPXeIvzHzRj30ZvVTzRuPZXtgXNvWPJLa-n8dcc7eylTlWi5A9iRy-P1qOjKpBBOtEzSsD4-0kWytM/s200/12ok.jpg" style="margin-top: 4px;" width="200" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Berbahan Dasar Kanvas & Media Lilin</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;">Oya Sahabat mau tahu ulasan sejarah kaligrafi neeh saya kasi buat sahabat semua yang saya ambil dari berbagai sumber :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kaligrafi Kata ini diadopsi dari bahasa Yunani yang diambil dari kata
<i>kallos</i> yang berarti <i>beauty</i> (indah) dan <i>graphein</i> yang artinya <i>to write</i> (menulis) berarti tulisan atau aksara, yang berarti "tulisan yang indah atau seni tulisan
indah. Dalam bahasa Arab kaligrafi disebut <i>khat</i> yang berarti garis.</span></span></b></span>
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span></b></span>
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Secara istilah dapat diungkapkan, <i>"calligraphy
is hanwriting as an art, to some calligraphy will mean formal
penmanship, distinguish from writing only by its exellents guality"</i>
(kaligrafi adalah
tulisan tangan sebagai karya seni, dalam beberapa hal yang dimaksud
kaligrafi adalah tulisan formal yang indah, perbedaannya dengan tulisan
biasa adalah kualitas keindahannya). Ada juga ungkapan
lain, seperti <b>Hakim al-Rum</b> mengatakan : Kaligrafi adalah geometri spiritual dan diekspresikan dengan perangkat fisik. Sementara <b>Hakim al-Arab</b> menuturkan kaligrafi adalah pokok dalam jiwa dan diekspresikan dengan indra indrawi. Batasan-batasan tersebut seiring pula dengan yang diungkapkan oleh <b>Yaqut al-Musta'shimi</b> bahwa kaligrafi adalah geometri rohaniah yang dilahirkan dengan alat-alat
jasmaniah. Sementara <b>Ubaidillah bin Abbas</b> mengistilahkan kaligrafi dengan <i>lisan al-yadd</i> atau lidahnya tangan serta masih banyak lagi terminologi kaligrafi yang senada
dengan yang telah disebutkan. Namun terminologi kaligrafi yang lebih lengkap diungkapkan oleh <b>Syaikh Syamsuddin al-Akfani</b> sebagai berikut: kaligrafi
adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal,
letak-letaknya dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang
tersusun atau apa yang ditulis diatas garis-garis,
bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu
ditulis, menggubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara
bagaimana untuk
menggubahnya.</span></span></span>
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span></span>
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>I. Sejarah Perkembangan Kaligrafi di Dunia
Islam</b></span></span></span>
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><br /></b></span></span></span>
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bangsa
Arab diakui sebagai bangsa
yang sangat ahli dalam bidang sastra, dengan sederet nama-nama
sastrawan beken pada masanya, namun dalam hal tradisi tulis-menulis
(baca: <i>khat</i>) masih tertinggal jauh bila dibandingkan
dengan beberapa bangsa di belahan dunia lainnya yang telah mencapai
tingkat kualitas tulisan yang sangat prestisius. Sebut saja misalnya
bangsa Mesir dengan tulisan <i>Hierogliph,</i> bangsa
India dengan <i>Devanagari</i>, bangsa Jepang dengan aksara <i>Kaminomoji</i>, bangsa Indian dengan <i>Azteka</i>, bangsa Assiria dengan <i>Fonogram/Tulisan Paku</i>
dan pelbagai negeri
lain sudah terlebih dahulu memiliki jenis huruf/aksara. Keadaan ini
dapat dipahami mengingat Bangsa Arab adalah bangsa yang hidupnya <i>nomaden</i>
(berpindah-pindah) yang tidak mementingkan
keberadaan sebuah tulisan, sehingga tradisi lisan (komunikasi dari
mulut ke mulut) lebih mereka sukai, bahkan beberapa diantara mereka
tampak anati huruf. Tulisan baru dikenal pemakaiannya pada
masa menjelang kedatangan Islam dengan ditandai pemanjangan <i>al-Mu'alaqot</i> (syair-syair <i>masterpiece</i> yang ditempel di dinding
Ka'bah).</span></span></span>
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span></span>
</div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pembentukan
huruf abjad Arab sehingga menjadi dikenal pada masa-masa awal Islam
memakan waktu berabad-abad. Inskripsi Arab Utara bertarikh 250 M, 328 M
dan 512 M menunjukkan kenyataan tersebut. Dari inskripsi-inskripsi
yang ada, dapat ditelusuri bahwa huruf Arab berasal dari huruf Nabati,
yaitu huruf orang-orang Arab Utara yang masih dalam
rumpun <i>Smith</i> yang terutama hanya menampilkan huruf-huruf
mati. Dari masyarakat Arab Utara yang mendiami Hirah dan Anbar, tulisan
tersebut berkembang pemakaiannya ke wilayah-wilayah
selatan Jazirah Arah.</span></span></span><br /><br /><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b> A. Perkembangan Kaligrafi Periode Bani Umayyah
(661-750 M)</b></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Beberapa
ragam kaligrafi awalnya
dikembangkan berdasarkan nama kota tempat dikembangkannya tulisan.
Dari berbagai karakter tulisan hanya ada tiga gaya utama yang
berhubungan dengan tulisan yang dikenal di Makkah dan Madinah
yaitu <i>Mudawwar</i> (bundar), <i>mutsallats</i> (segitiga) dan <i>Ti'im</i> (kembar yang tersusun dari segitiga dan bundar). Dari tiga inipun hanya dua yang diutamakan yaitu gaya
<i>kursif</i> dan mudah ditulis yang disebut gaya <i>muqawwar</i> berciri lembut, lentur dan gaya <i>mabsut</i> berciri kaku dan terdiri dari goresan-goresan tebal (<i>rectilinear</i>).
Dua gaya ini pun menyebabkan timbulnya pembentukan sejumlah gaya lain lagi yang diantaranya <i>Mail</i> (miring), <i>Masyq</i> (membesar) dan <i>Naskh</i> (inskriptif). Gaya <i>Masyq</i>
dan <i>Naskh</i> terus berkembang, sedangkan <i>Mail</i> lambat laun ditinggalkan karena kalah oleh perkembangan <i>Kufi.</i> Perkembangan <i>Kufi </i> pun melahirkan beberapa
variasi baik pada garis vertikal maupun horizontalnya, baik menyangkut huruf-huruf maupun hiasan ornamennya. Muncullah gaya <i>Kufi Murabba'</i> (lurus-lurus), <i>Muwarraq</i> (berdekorasi
daun), <i>Mudhaffar</i> (dianyam), <i>Mutarabith Mu'aqqad</i> (terlilit berkaitan) dan lainnya. Demikian pula gaya <i>kursif</i> mengalami perkembangan luar biasa bahkan mengalahkan gaya
<i>Kufi</i> , baik dalam hal keragaman gaya baru maupun
penggunaannya. Dalam hal ini penyalinan al-Qur'an, kitab-kitab agama,
surat-menyurat dan
lainnya.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> </span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"></span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Diantara kaligrafer <b>Bani Umayyah</b> yang paling termashyur mengembangkan tulisan kursif adalah <b>Qutbah
al-Muharrir</b>. Ia menemukan empat tulisan yaitu <i>Thumar, Jalil, Nisf</i> dan <i>Tsuluts</i>. Keempat tulisan ini saling melengkapi antara satu gaya dengan gaya lain sehingga menjadi
lebih sempurna. Tulisan Thumar yang berciri tegak lurus ditulis dengan pena besar pada <i>tumar-tumar</i> (lembaran penuh, gulungan kulit atau kertas) yang tidak terpotong. Tulisan ini
digunakan untuk komunikasi tertulis para khalifah kepada amir-amir dan penulisan dokumen resmi istana. Sedangkan tulisan <i>Jalil</i> yang berciri miring digunakan oleh masyarakat
luas.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sejarah
perkembangan periode ini tidak begitu banyak terungkap oleh karena khalifah pelanjutnya yaitu <b>Bani Abbasiyah</b>
telah menghancurkan sebagian besar peninggalan-peninggalan demi
kepentingan politis. Hanya ada beberapa contoh tulisan yang tersisa
seperti prasasti pembangunan Dam yang dibangun Mu'awiyah, tulisan di
Qubbah Ash-Shakhrah, inskripsi tulisan Kufi pada sebuah
kolam yang dibangun Khalifah Hisyam dan lain-lain.</span></span></span><br /><br /><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> <b>B. Perkembangan Kaligrafi Periode Bani Abbasiyah (750-1258
M)</b></span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Gaya dan teknik menulis kaligrafi semakin berkembang terlebih pada periode ini semakin banyak
kaligrafer yang lahir, diantaranya <b>Ad-Dahhak ibn 'Ajlan</b> yang hidup pada masa <b>Khalifah Abu Abbas As-Shaffah</b> (750-754 M) dan <b>Ishaq ibn Muhammad</b>
pada masa Khalifah al-Manshur (754-775) dan al-Mahdi (775-786).
Ishaq memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan tulisan <i>Tsuluts</i> dan <i>Tsulutsain</i> dan mempopulerkan
pemakaiannya. Kemudian kaligrafer yaitu <b>Abu Yusuf as-Sijzi</b> yang belajar Jalil kepada Ishaq. <b>Yusuf</b> berhasil menciptakan huruf yang lebih halus dari
sebelumnya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Adapun kaligrafer periode <b>Bani Abbasiyah</b> yang tercatat sebagai nama besar adalah
<b>Ibnu Muqlah</b> yang pada masa mudanya belajar kaligrafi kepada <b>Al-Ahwal al-Muharrir</b>.
Ibnu Muqlah berjasa besar bagi pengembangan tulisan kursif karena
penemuannya
yang spektakuler tentang rumus-rumus geometrikal pada kaligrafi yang
terdiri dari tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf yang ia
tawarkan yaitu: <i>titik, huruf alif,</i> dan
<i>lingkaran</i>. Menurutnya setiap huruf harus dibuat berdasarkan ketentuan ini dan disebut <b><i>al-Khat al-Mansub</i></b> (tulisan yang berstandar). Ia juga mempelopori pemakaian
enam macam tulisan pokok <i><b>(al-Aqlam as-Sittah</b></i><b>)</b> yaitu <i>Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqa' dan Tauqi'</i> yang merupakan tulisan kursif. Tulisan
Naskhi dan Tsuluts menjadi populer dipakai karena usaha Ibnu Muqlah yang akhirnya bisa menggeser dominasi khat
<i>Kufi</i>.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Usaha Ibnu Muqlah pun dilanjutkan oleh murid-muridnya yang terkenal diantaranya <b>Muhammad
ibn as-Simsimani</b> dan <b>Muhammad ibn Asad</b>. Dari dua muridnya ini kemudian lahir kaligrafer bernama <b>Ibnu Bawwab</b>. Ibnu Bawwab mengembangkan lagi rumus yang
sudah dirintis oleh Ibnu Muqlah yang dikenal dengan <i>Al-Mansub Al-Faiq</i> (huruf bersandar yang indah). Ia mempunyai perhatian besar terhadap perbaikan khat Naskhi dan Muhaqqaq secara
radikal. Namun karya-karyanya hanya sedikit yang tersisa hingga sekarang yaitu sebuah al-Qur'an dan fragmen duniawi
saja.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada masa berikutnya muncul <b>Yaqut al-Musta'simi</b>
yang memperkenalkan metode baru
dalam penulisan kaligrafi secara lebih lembut dan halus lagi
terhadap enam gaya pokok yang masyhur tersebut. Yaqut adalah kaligrafer
besar dimasa akhir <b>Daulah Abbasiyah</b> hingga
runtuhnya dinasti ini pada tahun 1258 M karena serbuan tentara Mongol.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pemakaian kaligrafi pada masa <b>Daulah Abbasiyah</b> menunjukkan keberagaman yang
sangat nyata, jauh bila dibandingkan dengan masa <b>Ummayah</b>.
Para kaligrafer Daulah Abbasiyah sangat ambisius menggali
penemuan-penemuan baru atau mendeformasi corak-corak yang
tengah berkembang. Karya-karya kaligrafi lebih dominan dipakai
sebagai ornamen dan arsitektur oleh Bani Abbasiyah daripada Bani Ummayah
yang hanya mendominasi unsur ornamen floral dan geometrik
yang mendapat pengarih kebudayaan <i>Hellenisme</i> dan <i>Sasania.</i></span></span></span><br /><br /><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i> </i> <b>C. Perkembangan Kaligrafi Periode
Lanjut</b></span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain di kawasan negeri Islam bagian
timur (<i>al-Masyriq</i>) yang membentang disebelah timur Libya termasuk Turki, dikenal juga kawasan bagian barat negeri Islam (<i>al-Maghrib</i>) yang terdiri dari seluruh
negeri Arab sebelah barat Mesir, termasuk Andalusia
(Spanyol Islam). Kawasan ini memunculkan bentuk kaligrafi yang berbeda.
Gaya keligrafi yang berkembang dominan adalah <i>Kufi
Maghribi</i> yang berbeda dengan gaya di Baghdad (Irak). Sistem
penulisan yang ditemukan oleh Ibnu Muqlah juga tidak sepenuhnya
diterima, sehingga gaya tulisan kursif yang ada bersifat
konservatif.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sementara
bagi kawasan Masyriq, setelah kehancuran Daulah Abbasiyah oleh tentara
Mongol sibawah
Jengis Khan dan puteranya Hulagu Khan, perkembangan kaligrafi dapat
segera bangkit kembali tidak kurang dari setengah abad. Oleh <b>Ghazan</b> cucu <b>Hulagu Khan</b> yang
telah memeluk agama Islam, tradisi kesenian pun dibangun kembali. Penggantinya yaitu <b>Uljaytu</b>
juga meneruskan usaha Ghazan, ia memberikan dorongan kepada kaum
terpelajar dan
seniman untuk berkarya. Seni kaligrafi dan hiasan al-Qur'an pun
mencapai puncaknya. Dinasti ini memiliki beberapa kaligrafer yang
dibimbing <b>Yaqut</b> seperti <b>Ahmad
al-Suhrawardi</b> yang menyalin al-Qur'an dalam gaya <i><b>Muhaqqaq</b></i> tahun 1304, <b>Mubarak Shah al-Qutb, Sayyid Haydar, Mubarak Shah al-Suyufi</b> dan
lain-lain.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dinasti Il-Khan yang bertahan sampai abad ke-14 digantikan oleh Dinasti
<b>Timuriyah</b> yang didirikan Timur Leng. Meskipun
dikenal sebagai pembinasa besar, namun setelah ia masuk Islam kaum
terpelajar dan seniman mendapat perhatian istimewa. Ia mempunya
perhatian besar terhadap kaligrafi dan memerintahkan penyalinan
al-Qur-an. Hal ini dilanjutkan oleh puteranya <b>Shah Rukh</b>. Diantara ahli kaligrafi pada masa ini adalah
<b>Muhammad al-Tughra'I</b> yang menyalin al-Qur'an bertarih 1408 daam gaya Muhaqqaq emas. Dan putera Shah Rukh sendiri yang bernama <b>Ibrahim Sulthan </b> menjadi salah
seorang kaligrafer terkemuka.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dinasti Timuriyah mengalami kemunduran menjelang abad ke-15 dan segera digantikan oleh Dinasti
Safawiyah yang bertahan di Persia dan Irak sampai tahun 1736. Pendirinya <b>Shah Ismail</b> dan penggantinya <b>Shah Tahmasp</b> mendorong perumusan dan pengembangan gaya
kaligrafi baru yang disebut <b>Ta'liq</b> yang sekarang dikenal <i><b>Khat Farisi</b></i>. Gaya baru yang dikembangkan Ta'liq adalah <i><b>Nasta'liq</b></i>
yang
mendapat pengaruh dari Naskhi. Tulisan Nasta'liq akhirnya menggeser
Naskhi dan menjadi tulisan yang biasa digunakan untuk menyalin sastra
Persia.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di kawasan India dan Afganistan berkembang kaligrafi yang lebih bernuansa tradisional. Gaya
<i><b>Behari</b></i> muncul di India pada abad ke-14
yang bergaris horisontal tebal memanjang yang kontras dengan garis
vertikal yang ramping. Sedangkan di kawasan Cina memperlihatkan
corak yang khas lagi, dipengaruhi tarikan kuas penulisan huruf Cina
yang lazim disebut gaya <b><i>Shini</i></b>. Gaya ini mendapat pengaruh dari tulisan yang berkembang di India dan
Afganistan. Tulisan Shini biasa ditorehkan di keramik dan tembikar.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah Arab diperintaholeh <b>Dinasti Utsmaniyah
(Ottoman)</b> di Turki. Perkembangan kaligrafi sejak masa
dinasti ini hingga perkembangan terakhirnya selalu terkait dengan
dinasti Utsmaniyah Turki. Perkembangan kaligrafi pada masa
Utsmaniyah ini memperlihatkan gairah yang luar biasa. Kecintaan
kaligrafi tidak hanya pada kalangan terpelajar dan seniman saja, tetapi
juga beberapa sultan bahkan dikenal juga sebagai
kaligrafer. Mereka tidak segan-segan untuk merekrut ahli-ahli dari
negeri musuh seperti Persia, maka gaya Farisi pun dikembangkan oleh
dinasti ini. Adapun kaligrafer yang dipandang sebagai
kaligrafer besar pada masa dinasti ini adalah <b>Syaikh Hamdullah al-Amasi</b> yang melahirkan beberapa murid, salah satunya adalah <b>Hafidz Usman</b>.
Perkembangan kaligrafi
Turki sejak awal pemerintahan Utsmaniyah melahirkan sejumlah gaya
baru yang luar biasa indahnya, berpatokan dengan gaya kaligrafi yang
dikembangkan di Baghdad jauh sebelumnya. Yang paling penting
adalah <b><i>Syikastah, Syikastah-amiz, Diwani</i></b> <i>dan <b>Diwani Jali</b></i>. <b><i>Syikastah</i></b>
(bentuk patah) adalah gaya yang dikembangkan dari
Ta'liq dan Nasta'liq awal. Gaya ini biasanya dipakai untuk
keperluan-keperluan praktis. Gaya Diwani pun pada mulanya adalah
penggayaan dari Ta'liq. Tulisan ini dikembangkan pada akhir abad ke-15
oleh Ibrahim Munif, yang kemudian disempurnakan oleh <b>Syaikh Hamdullah</b>. Gaya ini benar-benar kursif, dengan garis yang dominan melengkung dan bersusun-susun. Diwani kemudian
dikembangkan lagi dan melahirkan gaya baru yang lebih monumental disebut Diwani Jali, yang juga dikenal sebagai <b><i>Humayuni</i></b> (kerajaan). Gaya ini sepenuhnya dikembangkan
oleh <b>Hafidz Usman</b> dan para muridnya.</span></span></span><br /><br /><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>II. Sejarah Perkembangan Kaligrafi di
Indonesia</b></span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di
Indonesia, kaligrafi merupakan bentuk
seni budaya Islam yang pertama kali ditemukan, bahkan ia menandai
masuknya Islam di Indonesia. Ungkapan rasa ini bukan tanpa alasan karena
berdasarkan hasil penelitian tentang data arkeologi
kaligrafi Islam yang dilakukan oleh <b>Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary</b>,
kaligrafi gaya kufi telah berkembang pada abad ke-11, datanya ditemukan
pada batu nisan makam Fatimah binti
Maimun di Gresik (wafat 495 H/ 1082 M) dan beberapa makam lainnya
dari abad-abad ke-15. Bahkan diakui pula sejak kedatangannya ke Asia
Tenggara dan Nusantara, disamping dipakai untuk penulisan
batu nisan [ada makam-makam, huruf arab tersebut (baca: kaligrafi)
memang juga banyak dipakai untuk tulisan-tulisan materi pelajaran,
catatan pribadi, undang-undang, naskah perjanjian resmi dalam
bahasa setempat, dalam mata uang logam, stempel, kepala surat dan
sebagainya. Huruf Arab yang dipakai dalam bahasa setempat tersebut
diistilahkan dengan huruf <b><i>Arab Melayu, Arab
Jawa</i></b> atau <b><i>Arab Pegon</i></b>.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada
abad XVIII-XX, kaligrafi beralih
menjadi kegiatan kreasi seniman Indonesia yang diwujudkan dalam
aneka media seperti kayu, kertas, logam, kaca dan media lainnya.
Termasuk juga untuk penulisan mushaf-mushaf al-Qur'an tua dengan
bahan kertas <i>deluang</i> dan kertas murni yang diimpor.
Kebiasaan menulis al-Qur'an telah banyak dirintis oleh para ulama besar
di pesantren-pesantren smenjak abad ke-16, meskipun tidak
semua ulama dan santri yang piawai menulis kaligrafi dengan indah
dan benar. Amat sulit mencari seorang <b><i>khattat</i></b>
yang ditokohkan di penghujung abad ke-19 atau awal abad
ke-20, karena tidak ada guru kaligrafi yang mumpuni dan tersedianya
buku-buku pelajaran yang memuat kaidah penulisan kaligrafi. Buku
pelajaran tentang kaligrafi pertama kali baru keluar sekitar
1961 karangan <b>Muhammad Abdur Muhili</b> berjudul <i><b>"Tulisan Indah"</b></i> serta karangan <b>Drs. Abdul Karim Husein</b> berjudul <i><b>"Khat, Seni
Kaligrafi: Tuntunan Menulis Halus Huruf Arab"</b></i> tahun 1971.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pelopor
angkatan pesantren baru
menunjukkan sosoknya lebih nyata dalam kitab-kitab atau buku-buku
agama hasil goresan tangan mereka yang banyak di tanah air. Para tokoh
tersebut antara lain; <b>K.H. Abdur Razaq Muhili, H.
Darami Yunus, H. Salim bakary, H.M. Salim Fachry</b> dan <b>K.H. Rofi'i Karim</b>. Angkatan yang menyusul kemudian sampai angkatan generasi paling muda dapat disebutkan antara lain
<b>Muhammad Sadzali</b> (murid Abdur Razaq), <b>K. Mahfudz</b> dari Ponorogo, <b>Faih Rahmatullah, Rahmat Ali, Faiz Abdur Razaq</b> dan <b>Muhammad Wasi' Abdur
Razaq, Misbahul Munir</b> dari Surabaya, <b>Chumaidi Ilyas</b> dari Bantul dan lainnya. <b>D. Sirajuddin AR</b> selanjutnya aktif menulis buku-buku kaligrafi dan
mengalihkan kreasinya pada lukisan kaligrafi.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam
perkembangan selanjutnya, kaligrafi
tidak hanya dikembangkan sebatas tulisan indah yang berkaidah,
tetapi juga mulai dikembangkan dalam konteks kesenirupaan atau <i>visual art.</i>
Dalam konteks ini kaligrafi menjadi jalan namun
bukan pelarian bagi para seniman lukis yang ragu untuk menggambar
mahluk hidup. Dalam aspek kesenirupaan, kaligrafi memiliki keunggulan
pada faktor <i>fisioplastis</i>nya, pola geometrisnya,
serta lengkungan ritmisnya yang luwes sehingga mudah divariasikan dan menginspirasi secara
terus-menerus.</span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kehadiran
kaligrafi yang bernuansa lukis
mulai muncul pertama kali sekitar tahun 1979 dalam ruang lingkup
nasional pada pameran Lukisan Kaligrafi Nasional pertama bersamaan
dengan diselenggarakannya MTQ Nasional XI di Semarang, menyusul
pameran pada Muktamar pertama Media Massa Islam se-Dunia tahun 1980
di Balai Sidang Jakarta dan pameran MTQ Nasional XII di Banda Aceh tahun
1981, MTQ Nasional di Yogyakarta tahun 1991, Pameran
Kaligrafi islam di Balai Budaya Jakarta dalam rangka menyambut Yahun
Baru Hijriyah 1405 (1984) dan pameran
lainnya.</span></span></span></span></div>
<span style="color: blue;">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;">Masih banyak lagi sahabat, semoga ulasan tentang Kaligrafi menghiasi rumah kita cukup sekian ya, kita nanti ulas lagi tentang perkaligrafian....</span></div>
<span style="color: blue;"><br /></span>
<span style="color: blue;">Sumber : <i>dari berbagai sumber</i></span><br />
<span style="color: blue;"><br /></span>
<span style="color: blue;"><br /></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5633156848391726660.post-59096030399933663732010-04-17T08:12:00.000-07:002014-01-14T22:11:18.068-08:00Kaligrafi Bahan Payet<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBAL4E02gJ1UIhYeDLbZVf46VfNYuzaHXw8O1ubEbaq2QvWLZlD426zkhWVs_KhoP3aq5KUbtLC83ZdDqUK-7S94FcfXiuXWGclseKenLL5i4Q-lJsuPpVosE-vQaHNuLZTkNrBPxsefk/s1600/DSC00328.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBAL4E02gJ1UIhYeDLbZVf46VfNYuzaHXw8O1ubEbaq2QvWLZlD426zkhWVs_KhoP3aq5KUbtLC83ZdDqUK-7S94FcfXiuXWGclseKenLL5i4Q-lJsuPpVosE-vQaHNuLZTkNrBPxsefk/s200/DSC00328.JPG" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kaligrafi Payet</div>
<div style="text-align: center;">
Lafadz Allah & Muhammad</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5633156848391726660.post-26253557226230969972010-04-17T08:10:00.000-07:002014-11-25T15:14:23.578-08:00Surat Yasiin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4jd-Bxd77t685I9ESNjoVO1fT7gVjg6OKkKC3gFRxoYd4X33Fe6OQE_ezbn3h31D2CkqWmdQ7Cr10-inrDM8-V01jRuCAiZZQeb0AW3b8h2ZAizdXryRRJPYzKydWST4BrYHqLnqGuy8/s1600/DSC00030.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4jd-Bxd77t685I9ESNjoVO1fT7gVjg6OKkKC3gFRxoYd4X33Fe6OQE_ezbn3h31D2CkqWmdQ7Cr10-inrDM8-V01jRuCAiZZQeb0AW3b8h2ZAizdXryRRJPYzKydWST4BrYHqLnqGuy8/s200/DSC00030.JPG" height="150" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kaligrafi 3D 50 x 60</div>
<div style="text-align: center;">
Surat Yasiin</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5633156848391726660.post-67070695823799208672010-04-17T08:09:00.000-07:002014-11-25T15:14:03.676-08:00Kaligrafi Kendi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYMvB1kIbb2RULilyPMDuV8vLiLThuwHehE1zeauDCYUpqQBwSB7hkwWCi7ROe2v7x3-1BUAgRv9fOE-o15rJZWNSqd4k36ox0mvVZvzlqBXijhm6rEN5w-IvhyphenhyphenW6U_BFD8YFcPnJLPZQ/s1600/DSC00029.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYMvB1kIbb2RULilyPMDuV8vLiLThuwHehE1zeauDCYUpqQBwSB7hkwWCi7ROe2v7x3-1BUAgRv9fOE-o15rJZWNSqd4k36ox0mvVZvzlqBXijhm6rEN5w-IvhyphenhyphenW6U_BFD8YFcPnJLPZQ/s200/DSC00029.JPG" height="200" width="150" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lukisan Kaligrafi 50 x 60</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5633156848391726660.post-91851340170975173262010-04-17T03:52:00.000-07:002014-11-25T15:13:42.610-08:00Allah & Muhammad<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr6cIAyK-MqGF5rrvqJMHMaOvOqIf7rEku4oF5fssE2sVJo6zUWOH6M04EnSwk4nhpiByMzEYNmMNGrx9GfVtcHhqs2pVktkH49eCqF-zsJ9ytUP3MRz5fTUVPo-QyVIcTIrZXsDOJ11U/s1600/Copy+of+Lapad+Allah+Muhamad+bhan+fiberglass+ukurn+30x30+%2B+frame+impo.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr6cIAyK-MqGF5rrvqJMHMaOvOqIf7rEku4oF5fssE2sVJo6zUWOH6M04EnSwk4nhpiByMzEYNmMNGrx9GfVtcHhqs2pVktkH49eCqF-zsJ9ytUP3MRz5fTUVPo-QyVIcTIrZXsDOJ11U/s200/Copy+of+Lapad+Allah+Muhamad+bhan+fiberglass+ukurn+30x30+%2B+frame+impo.JPG" height="99" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lafadz Allah & Muhammad</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5633156848391726660.post-65774397761477838102010-04-17T03:39:00.000-07:002014-11-25T15:13:25.292-08:00Lailahailallah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8eeowqEaqV8kVdQaO6Af5GMlJSLKRMItWRTEO8rlorPaiNve5pljy2Pc17R-SMs4fLHOXpck6lYKIzjsikAbODdTSxNnS-F8OHl3themjbpiuaYT4UDZgbBj1KPHTnvTNNWMjwK0S3ms/s1600/Copy+of+Lailahailallah+bhan+fiberglass+ukrn+30x75+%2B+frame+import+.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8eeowqEaqV8kVdQaO6Af5GMlJSLKRMItWRTEO8rlorPaiNve5pljy2Pc17R-SMs4fLHOXpck6lYKIzjsikAbODdTSxNnS-F8OHl3themjbpiuaYT4UDZgbBj1KPHTnvTNNWMjwK0S3ms/s200/Copy+of+Lailahailallah+bhan+fiberglass+ukrn+30x75+%2B+frame+import+.JPG" height="101" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lafadz Lailahaillallah</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5633156848391726660.post-47939593248943827122010-04-17T03:33:00.000-07:002014-11-25T15:12:57.497-08:00Kaligrafi Kitab Merah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDwwyLm3RrzYxKq-pEEAACWJk5pyrjbHZZ53gR3n1eDwMRqyDlW__nF8OEYdDGKfxd8PKoQQh3ysYL_vGsS0cvPjETH9jckNJ_aBLd7cQPO4G7ppEYqh8m2nCZfbEhy7vdw0bP2CIzQTg/s1600/Copy+of+Kitab+ayat+qursi+bhan+fiberglass+ukran+44x66+%2B+frame+import.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDwwyLm3RrzYxKq-pEEAACWJk5pyrjbHZZ53gR3n1eDwMRqyDlW__nF8OEYdDGKfxd8PKoQQh3ysYL_vGsS0cvPjETH9jckNJ_aBLd7cQPO4G7ppEYqh8m2nCZfbEhy7vdw0bP2CIzQTg/s200/Copy+of+Kitab+ayat+qursi+bhan+fiberglass+ukran+44x66+%2B+frame+import.JPG" height="150" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kaligrafi Kitab 40 x 50</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0